"Good, Bad, Who knows?", kata Ajahn Brahm, seorang bhante kelahiran London,7 agustus 1751. Dalam suatu kehidupan, segala hal bisa terjadi, semua dikendalikan pikiran kita masing-masing. Namun, baik atau buruk, siapa yang tau? Maksudnya akan sy jelaskan dlm sebuah cerita,
Dalam suatu kisah, seorang raja bersama tabib kerajaan kepercayaannya pergi berburu ke hutan. Tiada yang menyangka ketika berburu, sang raja dengan tidak sengaja memotong jari nya sendiri karena kecerobohan saat berburu. Dy menanyakan kepada tabib, apakah jika sy membiarkannya akan infeksi? Sang tabib hanya berkata,"Sy tidak tahu tuan, Good, Bad, Who knows?". Sang raja menanggapinya bahwa tidak ada masalah dengan tangannya, ia hanya membiarkannya. Ternyata seminggu setelah itu, tangannya sakit dan ia segera mencari tabib untuk menanyakan kenapa tangan nya sampai bengkak dan sakit begini, apa yang harus sy lakukan? Sang tabib memeriksanya dan mengatakan bahwa tangan nyatelah infeksi dan harus diamputasi. Sang raja sangat marah dan langsung memenjarakan si tabib.
Beberapa hari kemudian, sang raja pergi merantau bersama tabib lain namun bukan tabib kepercayaannya itu. Di tengah perjalanan nya, ia bertemu dengan suku primitif yang memangsa manusia untuk dimakan. Si raja dan tabib nya itu pun ditangkap. Namun, ketika sang raja ingin dimasak, suku primitif itu melihat jarinya tidak lengkap dan tidak jadi memangsa dan memakannya. Sang raja pun dilepas kembali dan kembali ke istana. Sesampai di istana, ia langsung teringat sama tabib kepercayaanya, dan mebebaskan si tabib dari penjara. Si Tabib dengan gembiranya bertanya dengan raja kenapa ia dibebaskan. Dan sang raja berkata bahwa,"Sy sangat beruntung, karena kamu saya infeksi dan diamputasi. Sekarang jari saya tidak lengkap. Namun, tadi sy bertemu dengan suku primitif dan hampir saja dimangsa. Tetapi, sy tidak jadi dimangsa karena jari sy tidak lengkap. Sy berterima kasih sm kamu". Si tabib berkata,"Sy juga beruntung tuanku". Sang raja heran dan bertanya kembali, kenapa dy merasa beruntung. Dan si tabib mengatakan bahwa ia beruntung juga karena kalau ia tidak dipenjarakan, mungkin tabib yang ikut bersama ia merantau itu ialah si tabib sendiri. Dan mungkin si tabib pun telah dimangsa. So,
Good, Bad, Who knows?
Yang dapat sy ambil dr dharma ini adalah Bagaimana menyikapi hidup. Semua dikendalikan oleh pikiran kita sendiri. Untuk apa kita ambil pusing tentang siapa yang salah, siapa yang disalahkan. Yang perlu kita ingat hanyalah hukum karma. Ada sebab ada akibat. Karma pasti berbuah, baik maupun buruk sekalipun. Mungkin sekarang karma buruk sedang berbuah, namun siapa yang tahu karma baik akan berbuah nantinya.